Hiebert, Ungurait, dan Bohn , mengemukakan komponen komponen
komunikasi massa sebagai berikut :A
1.
Communicator ( Komunikator )
Proses komunikasi massa diawali oleh komunikator,
Komunikator komunikasi massa pada media cetak adalah para pengisi rubik,
reporter,redactor, pemasang iklan, dan lain lain. Sedangkan pada media
elektronik, komunikatornya adalah para pengisi program, pemasok program,
penulis naskah, produser, actor, dan lain lain.
Komunikator dalam media massa berbeda dengan komunikator dalam komunikasi antarpribadi, Pengirim pesan dalam komunikasi massa bukan seorang individu melainkan institusi, gabungan dari berbagai pihak.
Komunikator dalam media massa berbeda dengan komunikator dalam komunikasi antarpribadi, Pengirim pesan dalam komunikasi massa bukan seorang individu melainkan institusi, gabungan dari berbagai pihak.
a)
Sifat Komunikator
-
Costliness
-
Complexity
-
Competitiveness
b)
Syarat Komunikator yang baik
Aristoteles menyebut karakter komunikator sebagai ethos.
Ethos komunikator teridir dari good will, good sense, dan good moral. Ethos
ditunjukan untuk proses komunikasi persuasi, dimana efek dari komunikasi itu
adalah untuk mengubah prilaku. Namun, komunikasi yang bersifat informative pun
mengharpkan adanya penambahan pengetahuan dan pemahaman dari komunikannya.
Seorang komunikator yang memiliki ethos akan menghasilkan komunikasi yang
efektif yaitu komunikasi yang dapat mencapai goal nya (tujuan). Komunikator
yang tidak memiliki good will mungkin dapat dikatagorekikan sebagai provokator.
2.
Codes and Content ( Isi )
Codes adalah sistem symbol yang digunakan untuk menyampaikan
pesan komunikasi , misalnya kata kata lisa, tulisan, foto music, dan film.
Sedangkan Content adalah isi media merujuk pada makna yang dari sebuah pesan,
bisa berupa informasi mengenai perang irak atau sebuah lelucon yang dilontarkan
seorang comedian. Sedangkan Codes adalah symbol yang digunakan untuk membawa pesan tersebut,
misalnya kata kata yang diucapkan atau ditulis, foto, maupun gambar bergerak.
Dalam komunikasi massa, codes dan content berinteraksi sehingga codes yang
berbeda dari jenis media yang berbeda, apat memodifikasi persepsi khalayak atau
pesan, walaupun contentnnya sama.
3.
Gatekeeper
Gatekeeper seringkali diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia
sebagai penjaga gawang, Gawang yang dimaksud dalam hal ini adalah gawang dari
sebuah media massa, agar media massa tersebut tidak kebobolan. Kebobolan
artinya media massa tersebut tidak diajukan ke pengadilan oleh pembacanya
karena menyampaikan berita yang tidak akurat, menyinggung reputasi seseorang,
mencemarkan nama baik, dan lain lain. Sehingga gatekeeper pada media massa
menentukan penilaian apakah suatu informasi penting atau tidak. Ia menaikkan berita
yang penting dan menghapus informasi yang tidak memilik nilai.
Gatekeeper dalam media massa tediri dari beberapa pihak,
diantarannya penerbit majalah, editor surat kabar, manajer stasiun siaran ,
produser berita, produser film dan lain lain. Pada umumnya, stasiun televise
juga memiliki tim quality control untuk
menyeleksi isi pesan komunikasi. Mereka yang dianggap sebagai pihak yang
membantu gatekeeper dalam menyeleksi isi pesan. .
Fungsi gatekeeper adalah untuk mengevaluasi isi media agar sesuai dengan kebutuhan khalayak. Yang terpenting adalah gatekeeper mempunyai wewenang untuk tidak memuat berita yang dianggap akan meresahkan banyak khalayak.
Fungsi gatekeeper adalah untuk mengevaluasi isi media agar sesuai dengan kebutuhan khalayak. Yang terpenting adalah gatekeeper mempunyai wewenang untuk tidak memuat berita yang dianggap akan meresahkan banyak khalayak.
4.
Regulator
Dalam proses komunikasi massa, regulasi media massa adalah
suatu proses yang rumit dan melibatkan banyak pihak Peran regulator hamper sama
dengan gatekeeper, namun regulator bekerja di luar intitusi media yang
menghasilkan berita. Regulator bisa menghentikan aliran berita dan menghapus
suatu informasi, tapi ia tidak dapat menambah atau memulai informasi , dan
bentuknya lebih dari sensor.
5.
Audience ( Audiens)
Marshall McLuhan menjabarkan audience sebagai sentral
komunikasi massa yang secara konstan dibombardir oleh media. Media
mendistribusikan informasi yang merasuk pada masing masing individu. Audience hamper
tidak bisa menghindar dari media massa, sehingga beberapa individu menjadi
anggota audiences yang besar, yang menerima ribuan pesan media massa.
6.
Filter
Pada setiap pembahasan komponen komunikasi massa, kita harus
mempertimbangkan masalah budaya, karena seringkali proses komunikasi massa
menghadapi hambatan berupa perbedaan budaya. Sebagaimana kita ketahui, audiens
media massa itu jumlahnya banyak , tersebar, dan heterogen. Sudah tentu masing
masing audiens mempunyai lingkup pengalaman berbeda beda, sehingga pemaknaan
terhadap pesan pun berbeda, sehingga mereka akan meresepons pesan secara
berbeda pula.
7.
Feedback
Komunikasi adalah proses dua arah antara pengrim dan
penerima pesan. Proses komunikasi belum
lengkap apabila audiens tidak mengirimkan respons atau tanggapan kepada
komunikator terhadap pesan yang disampaikan. Proses inilah yang dinamakan
sebagai feedback.
Dalam percakapan tatap muka, penerima pesan merespon secara natural, langsung, dan segera kepada pengirim pesan. Respons ini dapat berupa mengangkat alis, menggelengkan kepala, meminta komunikator mengulang pesan, atau bahkan mendebat suatu pesan .
Bentuk respons dalam komunikasi massa juga hamper sama. Audiens bisa saja memberikan respons dengan cara tertawa saat menonton suatu program di televise, atau mengomentari suatu berita pada surat kabar. Namun respons seperti ini tidak terlihat oleh komunikator komunikasi massa. Agar responsnya dapat sampai kepada komunikator, audiens media massa harus memberikan feedback seperti menulis surat pembaca, menelpon redaktur media massa tersebut, berhenti berlangganan media cetak, mematikan televise atau lain sebagainya. Umpan balik juga dapat berupa reaksi yang timbul dari pesan kepada komunikator. Dengan demikian umpan balik yang terjadi dalam proses komunikasi massa dapat diuraikan sebagai berikut :
Dalam percakapan tatap muka, penerima pesan merespon secara natural, langsung, dan segera kepada pengirim pesan. Respons ini dapat berupa mengangkat alis, menggelengkan kepala, meminta komunikator mengulang pesan, atau bahkan mendebat suatu pesan .
Bentuk respons dalam komunikasi massa juga hamper sama. Audiens bisa saja memberikan respons dengan cara tertawa saat menonton suatu program di televise, atau mengomentari suatu berita pada surat kabar. Namun respons seperti ini tidak terlihat oleh komunikator komunikasi massa. Agar responsnya dapat sampai kepada komunikator, audiens media massa harus memberikan feedback seperti menulis surat pembaca, menelpon redaktur media massa tersebut, berhenti berlangganan media cetak, mematikan televise atau lain sebagainya. Umpan balik juga dapat berupa reaksi yang timbul dari pesan kepada komunikator. Dengan demikian umpan balik yang terjadi dalam proses komunikasi massa dapat diuraikan sebagai berikut :
1)
Internal Feedback
Internal feedback adalah umpan balik yang diterima oleh
komunikator bukan dari komunikan, akan tetapi datang dari pesan itu atau dari
komunikator itu sendiri. Ketika menyampaikan pesan , komunikator menydari telah
melakukan kesalahan, kemudian ia meminta maaf dan memperbaiki kesalahannya.
2)
External Feedback
External Feedback adalah umpan balik yang diterima oleh
komunikator dari komunikan, External Feedback ini sifatnya bisa langsung dan
bisa juga tidak langsung. Feedback pada komunkkasi massa cenderung bersifat
representative, tidak langsung, tunda, kumulatif, dan terlembagakan.
-
Representatitve feedback
Karena audiens komunikasi massa berjumlah sangat banyak,
tidak mungkin untuk mengetahui feedback dari masing masing individu. Makan
untuk mengukur feedback diambil contoh atau sampel dari sekian persen audiens
yang cukup mewakili , dan hasilna akan dianggap sebagai feedback dari
keseluruhan audiens.
-
Indirect Feedback
Jarang sekali para pengisi acara di telvisi atau wartawan
surat kabar mendapatkan feedback secara langsung. Respons yang mereka dapatkan
biasanya melalui pihak ketiga , misalnya perusahaan rating seperti AC Nielsen.
Apabila mereka mendapatkan respons secara langsung, misalnya melalui telpon
atau surat, respons tersebut tidak dapat secara langsung mengubah isi media.
Tidak seperti respons pada komunikasi antarpersonal yang dapat membuat
komunikator langsung dan segera meralat atau mengubah isi pesan
-
Delayed Feedback
Delayed Feedback massa tertunda, karena respons membutuhkan
waktu untuk ditransmisikan dari komunikan kepada komunikator. Rating televise
biasanya baru dipublikasikan 2 minggu setelah program tersebut ditayangkan.
Surat kepada editor surat kabar membutuhkan waktu selama pengiriman melalui
pos. Survei dan plling membutuhkan waktu untuk pengupulan data dan
penghitungan.
-
Cumulative Feedback
Dalam komunikasi massa , yang lebih penting adalah respons
kolektif atau kumulatif selama satu periode waktu. Karena respons biasanya tertunda,
komunikator mengumpulkan semua respons yang datang dalam satu periode, misalnya
6 bulan. Data inilah yang akan mempengaruhi keputusan dan kebijakan media di
masa yang akan datang terutama untuk mengetahui isi media seperti apa yang
public inginkan.
-
Institutionalized Feedback
Institutionalized Feedback adalah umpan balik yang
terlembagakan, artinya umpan balik yang datang dari lembaga yang langsung
mendatangi komunikannya untuk mengumpulkan pendapat. Hasil pengumpulan data
tersebut kemudian dianalisis oleh lembaga tersebut.
Daftar pustaka :
Ardianto, Elvinaro., Komala, Lukiati & Karlinah, Siti (2007).Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi
Revisi, Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Casinos in the UK - How to find good games - GrizzGo
BalasHapusSo, herzamanindir.com/ what do we mean by “casinos 토토 in the UK”? to https://jancasino.com/review/merit-casino/ find a casino 바카라 and gri-go.com live casino games on a mobile phone device in 2021.